Vulvovaginitis – Penyebab dan cara pencegahannya

5/5 (1)
Vulvovaginitis - Penyebab dan cara pencegahannya

Peradangan atau infeksi pada organ genital wanita, khususnya vulva dan vagina, disebut sebagai vulvoganitis. Penyakit ini sering menimbulkan ketidaknyamanan dan gangguan, seperti gatal-gatal pada vagina yang disertai dengan nyeri pada vagina. Gejala lain dari kondisi ini termasuk rasa tidak nyaman pada bibir vagina (vulva). Vulvoganitis adalah kondisi umum yang mempengaruhi wanita dari segala usia, dimulai pada masa remaja dan berlanjut hingga dewasa serta menopause. Selain itu, penyakit ini dapat menyebabkan keputihan yang berbau menyengat dan tidak sedap, rasa terbakar atau perih di vagina, pembengkakan dan kemerahan pada vagina, vulva, atau perineum, dan sensasi yang mirip dengan menstruasi.

Penyebab Vulvovaginitis dan Kondisi Terkait

Peradangan pada vulva dan vagina dapat disebabkan oleh sejumlah keadaan yang berbeda, termasuk yang berikut:

1. Vaginosis Bakterial

Vaginosis yang disebabkan oleh bakteri adalah salah satu faktor paling umum yang menyebabkan vulvovaginitis. Perkembangan bakteri patogen di vagina, yang menyebabkan infeksi, adalah akar penyebab penyakit ini. Vagina gatal dan terbakar, nyeri saat buang air kecil dan aktivitas seksual, serta keputihan yang berwarna abu-abu dan berbau amis mungkin merupakan gejala vulvoganitis, yaitu infeksi pada vagina yang disebabkan oleh bakteri.

2. Infeksi jamur di saluran vagina

Candida albicans sejauh ini merupakan jenis infeksi jamur yang paling umum. Infeksi jamur vagina ini sering disertai dengan keputihan kental yang menyerupai ampas keju atau tahu, serta iritasi dan rasa terbakar di area vagina.

3. Infeksi yang disebabkan oleh virus

Vulvovaginitis biasanya disebabkan oleh infeksi virus yang hanya dapat menyebar dari orang ke orang melalui kontak seksual. Herpes genitalis dan human papillomavirus juga merupakan contoh gangguan infeksi yang dapat menyebabkan vulvovaginitis. Herpes menyebabkan kondisi yang dikenal sebagai vulvovaginitis pada wanita, yang ditandai dengan lepuh dan luka yang menyakitkan yang berisi cairan bening, serta pembengkakan dan rasa sakit di vagina. Sementara itu, virus HPV yang menyerang wanita dapat menyebabkan perkembangan kutil kelamin yang dapat berkembang menjadi kanker serviks.

4. Penyakit yang ditularkan secara seksual

Trikomoniasis merupakan salah satu contoh penyakit menular seksual yang berpotensi menyebabkan vulvovaginitis. Penyakit ini ditandai dengan keluarnya cairan keputihan berwarna kuning kehijauan yang disertai dengan bau amis, gatal, dan nyeri di area vagina. Selain itu, kondisi ini dapat menyebabkan ketidaknyamanan di area vagina.

Peradangan dapat disebabkan oleh berbagai bakteri, termasuk yang menyebabkan klamidia, gonore, dan trikomoniasis. Gejala peradangan termasuk keluarnya cairan dari vagina yang berbau menyengat, serta mengalami rasa sakit dan nyeri saat melakukan aktivitas seksual atau buang air kecil.

5. Infeksi yang disebabkan oleh parasit

Infeksi cacing kremi, kudis, dan kutu kemaluan adalah contoh kondisi parasit yang dapat menyebabkan peradangan pada vagina dan vulva. Gatal dan ketidaknyamanan di sekitar area genital adalah dua gejala vulvovaginitis, yang dapat disebabkan oleh penyakit parasit.

6. Alergi

Paparan bahan kimia juga dapat menyebabkan iritasi dan peradangan pada vagina dan vulva. Sabun mandi, detergen, sabun yang dipasarkan untuk wanita, bahkan kondom terkadang mengandung bahan kimia yang memicu reaksi alergi. Jenis reaksi alergi ini bisa membuat vulva dan vagina terasa gatal, serta menimbulkan pembengkakan dan kemerahan di area tersebut.

7. Penyebab lain

Mungkin juga vulvovaginitis disebabkan oleh interaksi berbagai variabel, seperti:

• Tidak menjaga kebersihan vagina dengan baik atau membersihkan sistem reproduksi wanita secara benar sebelum, selama, atau setelah menstruasi

• Mengenakan pakaian dalam yang terlalu ketat

• Membiarkan area genital tetap basah atau lembab untuk waktu yang lama

• Suka atau sering menahan untuk buang air kecil

Pencegahan

Anda dapat menurunkan kemungkinan terkena vulvovaginitis dengan melakukan beberapa hal berikut ini, antara lain, sebagai berikut:

• Menahan diri untuk tidak mempunyai banyak pasangan seksual.

• Terlibat dalam aktivitas seksual sambil melindungi diri sendiri (dengan menggunakan kondom),

• Hindari penggunaan cairan antiseptik atau sabun kebersihan kewanitaan

• Cobalah untuk menghindari mengenakan pakaian yang terlalu ketat.

• Pastikan daerah kewanitaan tetap bersih setiap saat.

Please rate this

Klinik Raphael adalah Klinik terkemuka di Bekasi yang menangani dan mengobati berbagai macam keluhan penyakit kelamin (penyakit Menular Seksual). Klinik Raphael menangani pasien dengan profesional dan berpengalaman, biaya pengobatan yang murah terjangkau, kenyamanan, edukasi penyakit serta jaminan keamanan data pribadi pasien.

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Related Post

Segera Konsultasi Online 100% Gratis via WA

X