
A. Pendahuluan
Infeksi Menular Seksual (IMS), umumnya dikenal sebagai penyakit menular seksual (PMS), adalah penyakit yang dapat ditularkan melalui hubungan seksual tanpa menggunakan perlindungan. Risiko penularan meningkat ketika individu terlibat dalam banyak hubungan seksual. Namun, bukan berarti individu yang belum pernah melakukan hubungan seksual secara otomatis terbebas dari risiko tertular IMS. Padahal, ada banyak jenis infeksi menular seksual yang juga bisa menular melalui aktivitas nonseksual, seperti berbagi barang pribadi, penggunaan narkoba suntikan, penggunaan jarum suntik yang tidak steril, melahirkan, atau menyusui.
Misalnya, virus seperti HIV dan hepatitis dapat menular ke orang lain melalui penggunaan jarum suntik yang tidak steril selama prosedur seperti tato, tindikan, atau sulam alis. Penularan kedua virus ini juga bisa terjadi melalui transfusi darah dan transplantasi organ. Di sisi lain, kutu kemaluan adalah infeksi menular seksual yang biasanya ditularkan melalui kontak biasa, seperti berbagi handuk dengan orang yang terinfeksi, bukan melalui kontak seksual.
B. PENJELASAN LEBIH LANJUT
1. Penularan HIV/AIDS
Human Immunodeficiency Virus (HIV) menyerang sistem kekebalan tubuh manusia. Virus ini secara khusus menargetkan sel T, yang merupakan salah satu jenis sel darah putih. Ketika HIV memasuki tubuh manusia, ia melemahkan atau bahkan membunuh sel darah putih manusia dan bermutasi. Menurut National Health Service, HIV dapat ditemukan dalam darah dan cairan tubuh orang yang terinfeksi, seperti air mani, cairan vagina, darah menstruasi, dan air susu ibu.
Namun, seperti dijelaskan Kementerian Kesehatan, HIV dapat menular melalui hubungan seksual yang tidak aman, berbagi jarum suntik, produk darah, dan transplantasi organ. Dalam kasus ibu hamil yang positif HIV, mereka dapat menularkan virus ke bayinya. HIV tidak dapat ditularkan melalui toilet bersama, gigitan serangga atau nyamuk, berbagi peralatan makan, berjabat tangan, berpelukan, atau tinggal serumah dengan orang yang terinfeksi HIV/AIDS (Orang yang Hidup dengan HIV/AIDS atau ODHA). Oleh karena itu, menjadi ODHA tidak menghalangi sosialisasi, pekerjaan, atau berkeluarga.
2. Penularan Gonore
Gonore adalah salah satu IMS yang paling umum. Hal ini disebabkan oleh bakteri Neisseria gonorrhoeae yang dapat menyebabkan individu mengalami keluarnya nanah. Gonore dapat menyerang wanita dan pria. Penyakit ini dapat menular tidak hanya melalui hubungan seksual tetapi juga saat melahirkan. Ini karena bakteri gonore memiliki protein di permukaannya yang dapat menempel pada uretra dan leher rahim. Bakteri yang menempel dapat menyebar dan menyerang sel-sel di dalam organ. Inilah sebabnya mengapa bayi yang lahir pervaginam dari ibu dengan gonore dapat terinfeksi bakteri ini. Infeksi gonore pada bayi dapat menyebabkan kerusakan mata.
3. Penularan Sifilis
Sifilis, juga dikenal sebagai “peniru ulung”, disebabkan oleh infeksi bakteri Treponema pallidum. Sifilis dapat ditularkan dari orang ke orang melalui kontak langsung dengan luka sifilis, juga dikenal sebagai chancres. Selain melalui hubungan seksual yang tidak aman, sifilis juga dapat menular melalui cara lain. Misalnya, berciuman bisa menularkan sifilis, meski kemungkinannya rendah. Ini karena sifilis dapat menyebabkan luka di mulut, dan kontak fisik dapat menyebabkan perpindahan bakteri. Namun, hubungan seksual vaginal, anal, dan oral adalah cara utama penularan penyakit ini. Apalagi, wanita yang terinfeksi sifilis memiliki risiko tinggi melahirkan bayi yang meninggal tak lama setelah lahir.
C. UPAYA PENCEGAHAN
Beberapa upaya pencegahan dalam penularan IMS antara lain:
Menghindari hubungan seks bebas
Salah satu cara terbaik untuk mencegah penyebaran IMS adalah dengan menghindari hubungan seks bebas. Mengurangi jumlah pasangan seksual dapat mengurangi risiko terinfeksi.
Menghindari kontak dengan pasangan yang terinfeksi IMS
Mengetahui status kesehatan pasangan seksual kita sangat penting. Hindari berhubungan seks dengan orang yang diketahui terinfeksi IMS atau memiliki gejala IMS.
Menggunakan kondom saat berhubungan seksual
Penggunaan kondom adalah salah satu metode yang efektif untuk mencegah penularan IMS. Kondom dapat membantu melindungi dari kontak langsung dengan cairan tubuh yang dapat mengandung infeksi.
Setia pada satu pasangan
Mengurangi jumlah pasangan seksual dapat mengurangi risiko terpapar IMS. Menjalin hubungan yang monogami dan saling setia dengan pasangan yang bebas dari IMS adalah cara yang baik untuk melindungi diri.
Sunat pada laki-laki
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa sunat pada laki-laki dapat mengurangi risiko penularan beberapa jenis IMS, termasuk HIV. Namun, penting untuk diingat bahwa sunat bukan merupakan metode yang sepenuhnya melindungi dan tidak menggantikan penggunaan kondom.
Mencari vaksin
Untuk beberapa IMS, seperti human papillomavirus (HPV), vaksin tersedia untuk melindungi individu dari infeksi. Mengikuti program vaksinasi yang direkomendasikan dapat membantu mengurangi risiko terinfeksi IMS tertentu.
Edukasi dan kesadaran
Mengetahui informasi yang akurat tentang IMS dan bagaimana mencegah penularannya sangat penting. Mengikuti program edukasi dan meningkatkan kesadaran tentang IMS dapat membantu mengurangi penyebaran penyakit ini.
Kesimpulan
Penyakit kelamin atau IMS dapat menular melalui berbagai cara, termasuk hubungan seksual dan aktivitas non-seksual. Penting bagi kita untuk mengambil langkah-langkah pencegahan yang tepat untuk melindungi diri kita dan pasangan dari IMS. Dengan menghindari hubungan seks bebas, menggunakan kondom, dan menghindari kontak dengan pasangan yang terinfeksi, kita dapat mengurangi risiko penularan IMS. Edukasi dan kesadaran tentang IMS juga penting agar kita dapat mengenali gejala dan mengambil tindakan yang tepat untuk mencegah penyebaran penyakit ini.
Klinik Raphael adalah Klinik terkemuka di Bekasi yang menangani dan mengobati berbagai macam keluhan penyakit kelamin (penyakit Menular Seksual). Klinik Raphael menangani pasien dengan profesional dan berpengalaman, biaya pengobatan yang murah terjangkau, kenyamanan, edukasi penyakit serta jaminan keamanan data pribadi pasien.