A. Pendahuluan
Kurap adalah kondisi kulit jamur yang menyebabkan ruam merah melingkar. Ruam kurap biasanya muncul sebagai pola seperti cincin yang dikelilingi oleh batas bersisik yang sedikit lebih tinggi. Penyakit ini disebabkan oleh tiga bentuk jamur: trichophyton, microsporum, dan epidermophyton. Kurap dapat muncul di mana saja di tubuh, termasuk kepala, wajah, tangan, kaki, dan selangkangan. Jamur ini dapat ditularkan secara langsung melalui kontak dengan penderita atau secara tidak langsung melalui kontak dengan benda bahkan tanah yang terkontaminasi. Berbagi benda pribadi seperti pakaian dan tempat tidur, serta mengenakan pakaian ketat, dapat membuat seseorang lebih rentan terhadap kurap.
Lokasi penyakit berkaitan erat dengan jenis kurap atau infeksi jamur pada kulit. Kurap dikenal dengan beberapa nama tergantung di mana ia ditemukan.
• Tinea Corporis adalah sejenis kurap yang dapat menyerang leher, badan, lengan, dan kaki.
• Tinea Pedis, atau kurap kaki
• Tinea Cruris, kurap yang ditemukan di selangkangan.
• Tinea Capitis, sejenis kurap kulit kepala.
• Tinea Faciei, kurap pada wajah selain area jenggot.
• Tinea Barbae, kurap yang ditemukan di janggut.
Tinea Manuum adalah jenis kurap yang menyerang tangan, terutama telapak tangan dan jari.
• Tinea Unguium, atau kurap kuku.
Jika dokter mencurigai seseorang menderita kurap, ia akan memeriksa kulit atau melakukan tes lain untuk menyingkirkan penyakit kulit lain yang tidak disebabkan oleh jamur, seperti dermatitis atopik atau psoriasis. Secara umum, pemeriksaan kulit akan menghasilkan diagnosis yang lebih akurat. Dokter mungkin juga menggunakan mikroskop untuk memeriksa daerah yang sakit untuk mencari jamur yang menyebabkan kondisi tersebut. Setelah itu, sampel akan dikirim ke laboratorium untuk konfirmasi. Tes kultur dapat dilakukan di laboratorium untuk menentukan apakah jamur tumbuh atau tidak.
B. Administrasi Pengobatan
• Terapi Topikal
Jika kurap muncul di kulit tubuh, seperti kaki (kutu air) atau selangkangan, dokter biasanya akan meresepkan obat topikal yang dijual bebas. Obat topikal adalah obat yang dioleskan atau disemprotkan pada kulit dalam bentuk krim, gel, bubuk, atau lotion. Obat topikal kurap termasuk dalam kelas obat antijamur azole. Obat antijamur dirancang untuk memblokir enzim jamur dan aktivitas ergosterol, komponen kunci dalam produksi dinding sel jamur.
Cukup oleskan salep ini ke area yang terkena kurap dan area kulit normal yang mengelilinginya. Biasanya, obat diminum dua kali sehari selama 2-4 minggu, kemudian dihentikan selama 1-2 minggu setelah ruam hilang. Durasi pemberian obat bervariasi berdasarkan jenis kurap yang dialami. Kebanyakan pasien, misalnya, menerima pengobatan kutu air selama dua minggu. Sementara itu, tinea cruris atau kurap selangkangan sering dirawat selama 10 hari hingga 2 minggu. Obat topikal dalam bentuk sampo juga tersedia untuk pasien yang menderita tinea capitis atau kurap kulit kepala.
• Obat Oral
Dokter mungkin meresepkan obat oral atau minum dalam beberapa keadaan. Pasien yang memerlukan perawatan ini memiliki kurap di tempat berbulu seperti kepala dan dagu, atau jika infeksinya parah dan tidak merespon terapi topikal. Obat antijamur azole dan griseofulvin adalah dua contoh obat. Obat griseofulvin bekerja dengan mencegah pembelahan jamur tetapi tidak segera menghancurkannya. Akibatnya, pengobatan dengan obat ini harus berlangsung beberapa minggu atau bahkan berbulan-bulan. Griseofulvin tersedia dalam bentuk tablet dan harus diminum setelah makan. Obat ini tidak disarankan bagi siapa saja yang sedang hamil atau sedang menjalani program kehamilan karena dapat menyebabkan kelainan kelahiran. Obat antijamur azol menempel pada enzim dalam jamur dan menghambat pembentukan erogsterol, komponen utama dinding sel jamur. Obat ini juga tidak disarankan untuk ibu hamil.
Klinik Raphael adalah Klinik terkemuka di Bekasi yang menangani dan mengobati berbagai macam keluhan penyakit kelamin (penyakit Menular Seksual). Klinik Raphael menangani pasien dengan profesional dan berpengalaman, biaya pengobatan yang murah terjangkau, kenyamanan, edukasi penyakit serta jaminan keamanan data pribadi pasien.
