Apa itu limfogranuloma venereum ?

No ratings yet.

Penyakit menular seksual yang disebut limfogranuloma venereum disebabkan oleh strain spesifik bakteri Chlamydia trachomatis. Penyakit ini biasanya dimulai dengan borok(ulkus) di vagina dan pembengkakan kelenjar getah bening di selangkangan. Kelenjar getah bening, genitalia eksterna, rektum, dan mulut adalah beberapa area yang dapat dipengaruhi oleh limfogranuloma venereum (LGV). Penyakit ini dapat menyebabkan komplikasi yang tidak bisa dianggap remeh jika tidak ditangani dengan benar.

Penyebab Limfogranuloma Venereum

Chlamydia trachomatis adalah bakteri yang dapat menyebabkan infeksi limfatik persisten yang disebut limfogranuloma venereum. Selain aktivitas seksual, seperti seks vaginal, anal, dan oral, virus ini juga bisa menular langsung melalui kontak dengan ulkus(bisul). Biasanya, pria lebih mungkin menderita penyakit ini daripada wanita.

Gejala dan tanda Penyakit

Setelah seseorang Terkena bakteri LGV, gejala biasanya mulai terlihat 3-30 hari kemudian. Berikut daftar gejala yang merupakan gambaran umum limfogranuloma venereum:

• Alat kelamin pria atau wanita memiliki lesi kecil yang tidak menimbulkan rasa nyeri.

• Adanya gangguan pada kulit di sekitar selangkangan seperti bengkak dan meradang.

• Perkembangan edema/pembengkakan bibir vagina.

• Anus atau feses terdapat darah atau nanah.

• Terjadinya pembengkakan kelenjar getah bening di sisi kiri dan kanan selangkangan.

Menurut urutan kejadian, gejala LGV dapat diklasifikasikan menjadi tiga tahap, yaitu sebagai berikut:

1. Tahap 1

Pada titik ini, gejala akan mulai muncul 10-14 hari setelah terkena infeksi. Luka kecil di mulut atau area vagina, tempat kuman penyebab penyakit bersentuhan dengan kulit, adalah tanda-tanda stadium satu. Luka ini sering tidak sakit dan hilang dalam beberapa hari. Karena itu, gejala LGV stadium 1 sering tidak dikenali.

2. Tahap 2

Gejala stadium 2 sering berkembang 2-4 minggu setelah seseorang tertular infeksi. Gejala stadium 2 mungkin termasuk:

• Jika infeksi masuk ke dalam, pembengkakan kelenjar getah bening di leher dan selangkangan.

• Adanya penyakit umum lainnya, seperti sakit kepala, demam, mual, dan muntah hingga nyeri sendi.

• Munculnya kelainan pada daerah anus, seperti rasa tidak nyaman saat buang air kecil dan besar, darah di anus, atau rasa buang air besar tidak tuntas (tenesmus).

3. Tahap 3

Ketika infeksi berlanjut pada tahap ketiga ini, gejala baru mulai muncul. Gejala stadium 3 meliputi:

• Fistula anal;

• Penumpukan abses atau nanah di lokasi infeksi;

• Penyempitan saluran anus

• Pembengkakan kelenjar getah bening dan daerah sekitar alat kelamin; ketegangan pada otot panggul;

• Kemungkinan kematian jaringan dan kerusakan pada kelenjar getah bening

• Kemungkinan infertilitas/kemandulan

Faktor Risiko Limfogranuloma Venerum

Beberapa faktor risiko, seperti yang tercantum di bawah ini, dapat meningkatkan kemungkinan infeksi limfogranuloma venereum:

• Melakukan hubungan seks tanpa pengaman (tanpa menggunakan kondom)

• Mempunyai beberapa atau banyak pasangan seksual

• Memiliki riwayat atau menjadi pembawa penyakit menular seksual.

• Sistem imun tubuh yang lemah

• Mengidap HIV

Pencegahan limfogranuloma venereum

Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk menghentikan LGV antara lain sebagai berikut:

• Menggunakan perlindungan seperti kondom saat terlibat dalam aktivitas seksual

• Hanya setia pada 1 pasangan seksual saja

• hindari untuk saling berbagi barang-barang pribadi seperti handuk atau pakaian.

• Skrining untuk PMS harus dilakukan secara sering pada orang yang aktif secara seksual.

kapan saya harus ke dokter?

Jika Anda menderita salah satu gejala di atas, bicarakan dengan dokter Anda. Penyakit itu harus ditemukan sesegera mungkin. Dengan cara ini, LGV dapat segera ditangani dan risiko masalah terkait LGV dapat dikurangi.

Jika pasangan Anda menunjukkan gejala LGV, sebaiknya konsultasikan juga ke dokter karena kondisi ini berpotensi menular melalui aktivitas seksual. Tujuannya untuk menghentikan penyebaran penyakit.

Orang dengan LGV lebih cenderung sering berganti pasangan dan tidak menggunakan perlindungan saat berhubungan seks. Oleh karena itu, skrining rutin untuk infeksi menular seksual diperlukan untuk populasi berisiko ini.

Diagnosis Limfogranuloma Venereum

Dokter akan menanyakan gejala pasien serta riwayat kesehatannya, terutama riwayat aktivitas seksualnya, untuk mendiagnosis LGV. Selanjutnya dokter akan melakukan pemeriksaan genital dan anal setelah itu.

Untuk memastikan diagnosis, dokter mungkin juga melakukan sejumlah tes pendukung. Di antara pemeriksaan yang dapat dilakukan adalah:

Tes darah untuk serologi untuk mengidentifikasi keberadaan antibodi yang dibuat tubuh sebagai respons terhadap infeksi bakteri Trachomatis

Menggunakan sampel usap urin atau jaringan dari lokasi yang terinfeksi, Uji Amplifikasi Asam Nukleat (NAAT) dapat digunakan untuk mengidentifikasi keberadaan bakteri.

Memeriksa Chlamydia trachomatis secara langsung dengan uji imunofluoresensi untuk memeriksa keberadaan antibodi tubuh

Untuk mendeteksi keberadaan bakteri LGV, digunakan kultur Chlamydia trachomatis untuk memeriksa sampel cairan dan jaringan yang diambil dari kelenjar getah bening.

menggunakan CT scan untuk memeriksa kondisi infeksi secara lebih rinci dan menentukan apakah berpotensi berkembang menjadi kanker

Dokter Anda juga dapat menyarankan pemeriksaan lengkap untuk kondisi menular lainnya, seperti sifilis, HIV, dan hepatitis C, untuk membantu memastikan diagnosis.

Please rate this

Klinik Raphael adalah Klinik terkemuka di Bekasi yang menangani dan mengobati berbagai macam keluhan penyakit kelamin (penyakit Menular Seksual). Klinik Raphael menangani pasien dengan profesional dan berpengalaman, biaya pengobatan yang murah terjangkau, kenyamanan, edukasi penyakit serta jaminan keamanan data pribadi pasien.

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Related Post

Segera Konsultasi Online 100% Gratis via WA

X